Built Responsibility With Love

Bersama Hj. Dini Sumaryanti
Founder komunitas ibu hebat
Penulis buku
'Yuk kejar jodoh halalmu" dan ^Happy and productive parent
Dirangkum oleh USNUL FIQRI
Assalamualaikum teman-teman. Apa kabar anda hari ini?
Ok saya langsung saja menuliskan topik diskusi kita malam ini. Maaf kalo ada tipo-tipo. Maklum jari jempol semua. 
Pernahkah anda berinteraksi dengan seseorang yang berkarakter : “Selfish” Tidak pernah atau jarang berfikir bahwa sikap mereka mempengaruhi atau berdampak kepada orang lain, bahkan berpikir bahwa lingkungan di sekitar mereka akan ‘memperbaiki’ keadaan atau akan ada orang lain yang akan mengerjakan pekerjaan mereka. Mereka hanya memikirkan keuntungan dan kemudahan untuk diri sendiri.
Para pakar pendidikan melihat karakter ini menjadi tren yang sedang berkembang pada anak yang disebut “Big Brat Factor” (anak yang cenderung mengeluh dan ‘selfish’, memikirkan keuntungandan kemudahan untuk dirinya sendiri). Michele Borba, Ed.D. seorang konsultan internasional, psikolog pendidikan (amerika) melihat karakter ini sudah nampak pada anak-anak di era ini. Survey yang dilakukan bersama CNN menunjukkan :
• Hampir dua dari tiga orang tua yang disurvei merasa anak-anak mereka dimanjakan dan mengatakan bahwa anak-anak mereka lebih menyukai harta benda daripada orang tua mereka pada usia yang sama.
• 80% orang merasa anak-anak saat ini lebih manja dibanding anak 10 atau 15 tahun yang lalu.
• Rata-rata anak mengomel 9 kali untuk mendapatkan sesuatu  yang ditolak orang tuanya ,  sekitar setengah orang tua akhirnya menyerah.
• Hanya 12% orang dewasa yang disurvei merasa bahwa anak-anak biasanya memperlakukan orang lain dengan hormat; paling banyak menggambarkan mereka sebagai "kasar," "tidak bertanggung jawab," dan "kurang disiplin.
Karakter ini  akan sangat mempengaruhi hidup seseorang, baik saat ini dan masa depannya, baik secara akademis, moral, professional, dan sosial. Oleh karena itu, sangatlah penting mengubah perilaku mereka menjadi lebih bertanggung jawab dan dapat dipercaya, dimulai sejak masa kanak-kanak.
Formula Parenting yang telah terbukti, untuk dapat  menumbuhkan responsibility (tanggung jawab) memiliki dua elemen yang sama antara responsivitas dan tuntutan. Apakah gaya pengasuhan kita seimbang antara kedua bagian itu? Atau apakah kita lebih menekankan satu elemen daripada yang lain?
Formula ini juga berhasil saya coba terapkan untuk membangun Responsibility pada team saya. Pada orang dewasapun membangun tanggungjawab di mulai dengan memberikan cinta dan tututan yang seimbang.
Wah nggak kelihatan, sebentar saya ulang. Seep kelihatan.

Kuliah online kali ini saya lebih menekankan membangun tanggung jawab pada anak-anak. Tapi sebagaiman saya sampaikan di atas formula ini juga sudah saya terapkan pada team dan berhasil. Mari sesuaikan kembali pola asuh kita, juga pola pergaulan kita.  Sehingga terjadi keseimbangan  kombinasi antara cinta dan batasan; penerimaan dan struktur; kehangatan dan aturan, serta tanggapan kita sehari-hari kepada anak-anak Anda dan orang disekitar kita.
Apa dulu yg perlu diberikan untuk menumbuhkan responsibilitas?
Yup RESPONSIVITAS
Responsivitas adalah bentuk reaksi kita berupa penerimaan, kehangatan dan cinta pada anak yang dapat membuat anak merasa dicintai.
Bagaimana menunjukkan cinta? Saya nukilkan dari dalam kitab “Pilar-pilar pengokoh Nafsiyah (kepribadian) Islamiyah“ bab Mencintai saudaranya karna Allah,  Disunnahkan bagi orang mencintai saudaranya karena Allah untuk memberikan Senyum, Katakan cinta, Memuliakan, Hadiah, Doa .
Karena saya intuiting yngg pelupa. Supaya mudah diingat saya singkat SKMHD3.
1. SENYUM
Cobalah anda berbicara pada misal anak kita “Ayah atau bunda cinta kamu” tanpa menyunggingkan senyum. Kira-kira ananda merasa nggak kalau dicintai?.
 Yup. Walaupun yang diungkapkan kata-kata cinta, namun tanpa disertai dengan senyuman, jangan berharap anak-anak merasa dicintai.
Nabi Shallalahu Alaihi Wa Salam bersabda, “Janganlah kalian menganggap sepele dari kebaikan sedikitpun, Walaupun hanya dengan menyapa saudaramu dengan muka manis” (HR. Muslim)
2. KATAKAN CINTA
Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” ( HR Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)
Siapakah saudara terdekat kita? Saudara terdekat kita adalah suami dan anak-anak, rekan kerja juga tetangga.
Beberapa kali saya mendapat pertanyaan, “bukankah jika cinta yang sering diucapkan nanti menjadi hambar, tak bernilai, lebay ?” mengungkapkan cinta kepada orang yang kita cintai karena Allah diperintahkan oleh Rasulullah salallahu alaihi wa salam, maka jika beliau memerintahkan disitu pasti ada kebaikan, dan jika beliau melarang pasti disitu ada keburukan.
Nah boleh tanya donk.
 “Kapan terakhir anda bilang cinta pada pasangan dan anak-anak anda?”
Seberapa sering?
 Ungkapan-ungkapan cinta inilah yang disunnahkan untuk sering disampaikan agar berbuah pahala.
Biasanya saya kasih doorprice yg paling dekat bilang cintanya hehe
Jawab audience: 
+62 811-1156-603: Setiap saat..๐Ÿ˜€๐Ÿ˜
+62 857-7229-5638: wa'alaikumsalam๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜, setelah magrib tadi..sering banget๐Ÿคฃ
+62 812-1000-8995: ๐Ÿคฉ
+62 812-1840-7091: Hayoooo....๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜ kapan ya...beberapa menit lalu...bu...๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„
+62 857-1957-7807: Barusan...✋๐Ÿป☺
+62 897-9750-731: 5 menit yang lalu
+62 856-9309-0091: Barusan..pas suami mau berangkat
+62 878-7333-3994: Alhamdulillah saya dan suami tiap hari ...dimana aja๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜. Beberapa menit yang lalu lewat whatsapp..kalo ke suami.
3. MULIAKAN
Melalui ucapannya dan tindakannya  menghargai miliknya. 
Dari Sahl bin sa.ad ra. Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Salam Pernah disuguhi minuman, Beliau saw meminumnya sedikit, di sebelah kanan Beliau ada seorang bocah dan di sebelah kiri Beliau duduk orang-orang tua. Beliau bertanya kepada anak di sebelahnya “apakah engkau rela jika minuman ini aku berikan kepada mereka?” si anak menjawab “aku tidak rela ya Rasulullah, demi Allah aku tidak akan memperkenankan siapapun merebut bagianku darimu”. Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Salam meletakkan minuman tersebut ke tangan anak kecil itu (HR Bukhari dan Muslim).
Cara bersikap seperti ini akan membuat anak merasa berharga, konsep dirinya baik, memandang orang-orang dewasa di sekitarnya baik, bahkan tidak menganggap orang-orang dewasa di sekitarnya hanya sebagai sumber aturan, sumber ketakutan.
Inilah modal munculnya rasa percaya diri pada anak, yang sangat ditentukan oleh seberapa baik anak menerima perlakuan dari lingkungan terutama orang tua di awal masa-masa pertumbuhannya, bukan berasal dari apa yang dia miliki yang dapat dia tunjukan pada dunia.
Bagaimana dengan kita? Pernahkan kita dengar kalimat “
“Ngalah donk kak dengan adiknya, pinjamin mainannya”. Atau bahkan memaksa tanpa ijin kakak mengambil, mainan atau makanan untuk diberikan pada si adik yang sedang merengek?
3.1. Menyambut gembira tiap kali datang.
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Apabila nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat Fatimah datang beliau menyambutnya serta berdiri untuknya, lalu menciumnya sambil memegang erat tangan Fatimah itu. Kemudian Nabi menuntun Fatimah sampai mendudukkannya di tempat beliau biasa duduk. Sebaliknya, apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang datang kepadanya, Fatimah berdiri menyambut Nabi serta mencium Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (HR. Bukhari, Turmidzi, Abu Dawud)
Lihatlah betapa Nabi saw.. mengajarkan untuk memuliakan anak-anaknya. Apalagi anak perempuan, berarti sekali jika ayah berperan melakukan hal ini.
3.2. Memanggil dengan nama yang disukai.
Coba kita tanya kepada anak-anak , lebih suka dipanggil sayang atau endut kak? lebih suka dipanggil namanya atau kriwil? aah pasti mereka akan menjawab pilihan pertama.
Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) telah berfirman, yang maknanya,”…Dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk.” (Al Hujurat [49]: 11)
Memanggil anak-anak kita dengan panggilan yang baik, yang dia suka akan menimbulkan rasa percaya diri yang kuat dan tidak "minder". Sebaliknya memanggil dengan panggilan buruk dan kata-kata jelek sesungguhnya seperti merendahkan.
3.3. Menjabat tangan, dan berdialog
Belum sehari Rasulullah menetap di kota madinah, ibunda Anas bin Malik bersama putra tercintanya (Anas bin Malik) yang masih kecil yang berjalan didepannya dengan meloncat-loncat kegirangan. Kemudian ibunda Anas mengucapkan salam kepada Rasulullah dan berkata : “Ya Rasulullah,  tidak ada laki-laki atau perempuan dari golongan Anshor kecuali telah memberimu hadiah, akan tetapi aku tidak menemukan sesuatu yang bisa kuhadiahkan kepadamu kecuali putraku ini, maka ambillah ia, jadikanlah ia pembatumu”.
Maka nabipun senang, dan menerima Anas dengan wajah yang berseri-seri. Kemudian Rasulullah menjabat tangan, mengusap kepala Anas bin Malik dengan tangannya yang mulia Dan membawa Anas kekeluarga Rasulullah SAW.
3.4. Mencium
Dalam kisah yang sama dari 'Aisyah ra. ia berkata :
"Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, "Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tidak mencium mereka". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu" (HR Al-Bukhari)
Masihkah hal diatas  kita lakukan?
Rasul saw. Mengingatkan dengan keras.. dengan kalimat "aku tidak bisa berbuat apa-apa jika rahmat sudah dicabut dari dada seseorang" yup seseorang yg tidak mencium anaknya. 
3.5. Menjaga kehormatannya,
Pernah dengar kalimat “anak saya yang ini mah, beda sama kakaknya, si kakak lebih pintar, lebih mudah dibilangin dan lain sebagainya” atau “anak saya tuh kerjaannya maiiin aja, nilai jelek-jelek banyak yang tidak mencapai KKM” menjadi obrolan diantara ayah bunda, untuk sekedar pengisi waktu.
Padahal Rasulullah Sallalahu alaihi wassalam berpesan
“Barangsiapa melindungi kehormatan saudaranya, maka Allah akan melindungi wajahnya dari api neraka di hari kiamat” (HR At Tirmidzi).
Ups.. serem ya
4. HADIAH
Disunnahkan orang yang saling mencintai karena Allah untuk saling memberi hadiah, dari Abu Hurairoh, Rasulullah Sallalahu alaihi wassalam bersabda :
“Saling memberi hadiahlah kalian , maka kalian akan saling menyanyangi” (HR Bukhari)
Pengertian Hadiah disini, memberi dengan niat mendekatkan diri kepada seseorang dan menunjukkan kasih sayang kita kepadanya, dengan harapan menumbuhkan rasa cinta  kita kepada yang kita beri.
Maka mari kucuri anak kita dengan hadiah, hadiah tak selalu berbentuk materi, uang, atau barang, ekpresi kagum kita , pujian, pelukan, jika mereka berprestasi  atau melakukan sebuah kebaikan misal, sholat, mengaji, menjaga adik, merapihkan tempat tidurnya dan lain-lain, juga bisa merupakan hadiah berharga buat anak kita.
Siapa yg mau ngadih hadiah ke saya?❤๐Ÿ˜❤
5. DOA
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud).
Mendoakan saudara saat tak dihadapannya juga disunnahkan.
NAH 5 HAL DI ATAS TAULADAN RASULULLAH SAW. Dalam memberi responsivitas, Plus bisa ditambahkan dengan setiap berkomunikadi gunakanlah 3KATA AJAIB. Sertakanlah kalimat-kalimat kita dengan kata MAAF, TOLONG dan TERIMAKASIH.
3kata ini akan membuat orang yg diajak bicara merasa dijormati. Selanjutnya IMBANGI dengan TUNTUTAN.
Cinta tanpa tuntutan akan membuat anak semau gue. Tuntutan pada anak dapat diberikan dalam bentuk visi keluarga, penugasan dan disiplin
1. VISI KELUARGA
Kita semua tau penetapan visi punya pengaruh besar dalam berhasilnya pencapaian kesuksesan seseorang. Termasuk keberhasilan tercapainya tujuan keluarga ditentukan oleh visi keluarga. Mengapa perlu visi?
a. Allah memerintahkan dalam surat Al Qossos:77 “Dan dengan apa telah dianugerahkan Allah kepadamu kejarlah (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia....
b. Rasulullah mencontohkan, misal dalam hadits penaklukkan konstantinopel
c. Penelitian di Harvard bussines school (1979-1989) Oleh Mark McCormack: ditemukan fakta: 84% orang tidak punya visi hidup, 13% punya visi hidup namun tidak ditulis, dan 3% memiliki visi hidup dan ditulis. Setelah melakukan penelitian selama 10 tahun 1979-1989, ternyata ada fakta mengejutkan bahwa kelompok 3% (memilki visi hidup dan tertulis) memiliki penghasilan 10 kali lipat lebih tinggi dari mereka yang tidak memiliki visi hidup. Dan kelompok  13 % (yang memiliki visi hidup  namun tidak ditulis) memiliki penghasilan 2 kali lipat lebih besar dari pada kelompok 84%. Artinya dengan menuliskan visi hidup, peluang keberhasilannya 10 kali lipat lebih besar dari pada tidak mempunyai visi hidup.
Maka tetapkan dan uraikan visi keluarga. Apalagi jika dituliskan ini akan menjadi rel yang secara tidak langsung menuntut anggota keluarga berjalan di atasnya.
Misal, visi keluarga saya menjadi KHOIRU UMMAH (ummat terbaik), terinspirasi dari surat Al-Imron ayat 110:
Artinya : Kamu (umat islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia , (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.
Kami uraikan keluarga khoiru ummah adalah keluarga yang menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya. Keluarga yang akan senantiasa berfokus meningkatkan kualitas diri anggota keluarga agar dapat optimal berperan sebagai pengemban dakwah. Ini dapat tercapai jika kami menjunjung prinsip-prinsip.
1/1. Aqidah Islam adalah pondasi dasar keluarga.
Dengan menjadikan Islam sebagai landasan, maka segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga tersebut dikembalikan pada Islam, bukan yang lainnya semisal manfaat. Jika Islam melarang walaupun menurut pandangan semua anggota keluarga itu bermanfaat akan ditinggalkan. Halal-haramlah dijadikan landasan dalam berbuat, bukan manfaat.
1/2. Al Qur’an pedoman Hidup.
Keluarga dakwah adalah keluarga yang ingin mengajak manusia kepada kebangkitan yang hakiki, dengan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Bagaimana mungkin mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup, maka membaca dengan tartil dan menghafal Al Qur’an adalah bagian dari aktivitas setiap anggoa keluarga. Jadi anak-anak saya tau kenapa harus belajar membaca dan menghafal Al Quran.
1/3. Aulawiyat (skala prioritas)
Anggota-anggota keluarga dakwah pandai membuat skala prioritas, dengan terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang wajib dan sunah, melakukan perbuatan yang mubah secukupnya, perbuatan yang makruh dah halal ditinggalkan.
1/4. Kuasai Bahasa Arab dan Inggris
Syekh Taqyuddin An Nabhani mengatakan “Salah satu sebab runtuhnya kejayaan umat Islam adalah ditinggalkannya bahasa Arab yang merupakan bahasa Islam dan bahasa pemersatu umat Islam. Akibatnya semakin lemah dan rendahlah pemahaman umat tentang Islam. Karena ketika mempelajari islam terpisah dengan mempelajari bahasa Arab,  padahal bahasa Arab adalah pokok dari pengetahuan dan ilmu dalam Islam".
Bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber hukum Islam, menguasai bahasa Arab modal dasar untuk memahami Islam. Selayaknya keluarga dakwah terus meningkatkan kemampuan berbahasa Arab, sebagai mana Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyah sampaikan “bahasa Arab adalah syiar Islam dan syiar kaum muslimin”.
Lantas bagaimana dengan bahasa inggris? Mengapa perlu menguasai bahasa Inggris? Karena Islam adalah agama universal untuk semua bangsa. Keluarga dakwah perlu menyiapkan generasi yang berjiwa global, siap menyebarkan Islam keseluruh penjuru dunia, bahasa Inggris adalah bahasa dunia saat ini, menguasainya salah satu langkah menguasai dunia.
1/5. Kuasai sains dan teknologi
1/6. Kuasai minimal satu cabang olah raga
Rasulullah SAW bersabda,“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (HR. An-Nasa’i).
1/7. Kuasai keterampilan menulis
"...Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia..." [HR. Thabrani dalam Al-Ausath]
Terampil menulis dapat meningkatkan kemanfaatan diri seseorang. Inilah visi membentuk keluarga dakwah. Dengan visi ini menuntut anggota keluarga mengupayakannya dan berjalan di atasnya. Tiap-tiap anak akan punya visi hidup masing-masing. Visi keluarga ini juga pagar bagi mereka. 
2. PENUGASAN
Pikirkan tanggungjawab yang ingin anda delegasikan kepada setiap anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mulai mengumpulkan dan berdiskusi dengan anak-anak tentang hal apa yang memerlukan tanggung jawab mereka, serta apa yang dapat mereka lakukan untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut. Misalnya berkaitan dengan pekerjaan rumah (seperti menyiram tanaman, merapikan tempat tidur, membersihkan debu); tanggung jawab personal (menggosok gigi, mandi); memelihara barang miliknya (mengembalikan mainan, sepeda, atau games); urusan sekolah (mengerjakan PR semampu mereka, mengembalikan buku perpustakaan). Cobalah membahas satu per satu tanggung jawab yang diharapkan sehingga anak memahami dengan jelas bagimana melakukan tanggung jawab tersebut.
3. DISIPLIN
Setelah menyampaikan dengan jelas kepada setiap anak tentang harapan kita, sampaikan juga konsekuensi jika tanggung jawab terpenuhi atau tidak terpenuhi (berikan reward dan punishment). Konsisten adalah kata kunci keberhasilan penerapan disiplin yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak. Penguatan dalam bentuk pujian saat anak bertanggung jawab, akan membantu menumbuhkan rasa tanggung jawab. Nah seimbangnya respinsifitas dan tuntutan..akan membentuk anak-anak yang bertanggung jawab. Untuk penerapan pada team kita. Monggo tinggal di modifikasi sedikit teknisnya. Intinya tetap seimbang responsivitas dan tuntutan.
SELESAIIII.....
Sesi Pertanyaan:
1.) +62 856-9309-0091: Tanya bu: Sejauh mana batasan reward& punishment? Contohnya??
Jawab: Pemberian rewards dan punisment tergantung usia anak. Misal jika kakak setiap hari mudah dibangunkan, langsung sholat dan bersiap sekolah selama satu minggu, maka mau minta hadiah apa? (Sesuai kesepakร tan. Misal jalan-jalan, dll). Jika dilanggat hukumannya jatah main game dikurangi. Punisment tdk boleh berbentuk kekerasan fisik dan verbal. 
2.) +62 812-1840-7091: Kurangnya ilmu parenting orangtua jaman now berkolaborasi dengan tuntutan hidup yang membuat emosi labil, menjadikan anak-anak terlanjur dididik dengan pola asuh yang berat sebelah, responsivitas yang lebih besar untuk cari nyaman atau tuntutan yang besar untuk cari aman. Mungkin gak untuk restart bu? Dan bagaimana cara membersihkan efek buruk pada anak yang terlanjur ada dalam diri mereka.
Jawab: Tidak ada kata terlambat dร lam mendidik anak. Lihร tlah sร habat, misalnya Umar bin Khotob, bisa berubah jadi pribadi yang berbeda 180 derajat dibawah didikan Rasulullah saw. Padร hal ketika mengenal Islam sudah dewasa. Bertaubat. Semangat terus berikan pengasuhan yang seimbang. Rayu Allah dengan amal kita. Bagaimana merayu Allah untuk keberhasilan anak-anak kita . Bisa di bร ca di buku saya HAPPY and PRODUKTIVE  PARENT. ร€tau ikut KELAS IBU HEBAT.
3.) +62 856-9309-0091: Jika kakak tidak bersama kita karena alasan pendidikan, bagaimana penerapan nya?
Jawab: Pastikan dia tetap merasakan dicintai. Misal Saat anak di pesantren saya tunjukan kapanpun siap nengok dia jika dibutuhkan. Apร kah anak tidak jadi manja? Alhamdulillah tidak karena seimbang tuntutan yang diberikan.
4.) +62 896-0135-5036: Punishment dengan verbal maksudnya bagaimana? Membentak ya? Maaf bu..kalau utk punnishment nya? Kan kita tdk bs terus awasi..๐Ÿ™๐Ÿป
Jawab: Iya. Mencela dan memberinya label. Misal nakal, nggal bisa dibilangin dll. Itulah perlunya membangun emosional bounding yang kuat dengan anak. Sebelum mengirim mereka sekolah yang boarding atau pesantren. Bagaimana membangun emosional bounding? Perlu kulon berikutnya hehe๐Ÿ˜œ. Karena emotional bounding ini yg akan jd benteng morร l ananda.
5.) +62 812-1000-8995: Ntar gak sanggup pisah lagi. Kebanyaan cinta ama Mama๐Ÿคฃ
Jawab: Faktanya anak yang ikatan emosinya kuat. Ini hasil dari seimbangnya pola asuh. Akan menjadi anak yang percaya diri dan siap menyongsong dunia di luar sana.
Study Kasus : +62 812-1840-7091: Masya Allah...๐Ÿ˜๐Ÿ˜ 3 kata sakti berbuah manis malam ini, saya ucapkan dengan niat lillahi ta'ala membuat saya disuapin buah tanpa diminta sama anak ke 2 saya, sekarang dia lagi berbenah rumah tanpa disuruh, saat emaknya ikut kulon ๐Ÿ˜. Padahal tadi abis saya tegur keras karena melanggar komitmen. Dia kena punishment tidak main ke luar rumah selama 30 hari. Teman-temanya boleh main ke rumah...๐Ÿ˜
+62 812-1840-7091: Keberatan gak bu Din 30 hari?๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
Pemateri: Bagi saya sih terlalu lama bu.
+62 812-1840-7091: Baik bu...akan saya bicarakan lagi...sama anak no.2
Moderator: Baik lah, karena materi sudah tersampaikan dan semoga bisa bermanfaat buat semuanya terutama bagi saya. Terima kasih kasih pada bu @Dini Sumaryanti yang sudah memberikan materinya dg utuh. Dan untuk peserta KULON Built Responsibility with love terimakasih semoga ilmu yg di dapat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam membangun keluarga yang harmonis adem tenteram dan tentunya Allah ridho pada keluarga kita masing-masing. Dan bagi yang belum berumah tangga alias #jomblo jangan bersedih hati. Yakin Hari esok akan indah ๐Ÿ˜….
Sedikit resume dari materi malam ini tentang Built Responsibility with love. Hal yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan responsibilitas.
1. Senyum
2. Katakan cinta
3. Memuliakan
4. Hadiah
5. Do'a
Ke 5 HAL DI Atas adalah TAULADAN RASULULLAH SAW. Dalam memberi responsivitas. Plus bisa ditambahkan dengan setiap berkomunikadi gunakanlah 3 KATA AJAIB. Sertakanlah kalimat2 kita dengan kata MAAF, TOLONG dan TERIMAKASIH.
3 kata ini akan membuat orang yg diajak bicara merasa dihormati. Selanjutnya IMBANGI dengan TUNTUTAN.
Tuntutan pada anak dapat diberikan dalam bentuk
1. Visi keluarga
2. Penugasan
3. Disiplin







Komentar